BZWI8C3qMxmdvudEkXnedhGzdjepF89oa9U6FDLb

Artikel Pilihan

Menganalisis Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah

Menganalisis Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah
Kegiatan Belajar Bahasa Indonesia di Sekolah Kasih Karunia Jakarta 
Anak - anak berikut kaidah kebahasaan teks ceramah.

Menggunakan kata ganti orang pertama (tugggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan. 

Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.

Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. 

Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasanya, istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, epimistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.

Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat). 

Misalnya, jika... maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan atau pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.

Demikian lima hal yang perlu dicermati terlebih dahulu sebelum menganalisis kaidah kebahasaan dalam teks ceramah. 

Baca Juga
Martin Ruma
Montir di Bengkel Kata. Pernah menjadi guru dan blogger. Ini 'Rumah Online' saya, Tempat saya mendokumentasikan catatan Perjalanan, Pemikiran & Refleksi pribadi. Usaha sederhana untuk melawan lupa karena faktor usia.

Artikel Terkait

Posting Komentar