BZWI8C3qMxmdvudEkXnedhGzdjepF89oa9U6FDLb

Artikel Pilihan

Sebuah Tanya dari Seorang Anak, Apakah Pantas Gadjet Diberikan Kepada Anak?

Sebuah Tanya dari Seorang Anak, Apakah Pantas Gadjet Diberikan Kepada Anak?

Bicara tentang teknologi tentunya Bill Gates yang paling tahu karena dia 'pencipta' teknologi modern. 

Gates mengatakan anak seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan gadget sebelum 14  tahun, karena teknologi modern bisa berdampak buruk bagi anak. 

Apa saja dampaknya? 

Silakan simak tulisan ini sampai selesai.

Permasalahan tentang gadget dan anak seperti dua keping mata uang, satu dan tidak terpisahkan. 

Di sisi yang lain orang tua harus bekerja sedangkan pada bagian yang lain anak menangis. 

Solusi alternatif yang lazim dilakukan oleh orang tua zaman now adalah memberikan gadget pada anak. 

Dikira anak diam karena bermain game lantas persoalan selesai, sama sekali tidak menurut menurut Felly Zefanya Siswi Kelas X SMTK Bethel Jakarta. 

Simak opininya tentang pemberian gadget pada anak berikut ini.

Idealnya orang yang pantas untuk memakai gadget adalah orang – orang yang sudah bisa dibilang dewasa.

Dewasa dalam arti mereka yang perlu untuk menggunakan gadget dan bisa bijak dalam menggunakan gadget. Namun faktanya, banyak anak – anak zaman sekarang bahkan bayi pun sudah memakai gadget. Padahal umurnya masih belum bisa untuk bijak dalam mempergunakan gadget.

Siapa yang tidak kenal Bill Gates? Dia adalah pencipta teknologi modern. 

Jika berbicara teknologi, tentunya Bill Gates yang paling tahu apa yang baik dan apa yang tidak. Dalam sebuah wawancara yang di Tenplay, ia menegaskan bahwa anak seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan gadget sebelum 14  tahun, karena bisa berdampak buruk bagi anak.

Berikut ini merupakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan gadget yang terlalu dini :

  1. Anak bisa terpapar pengaruh buruk dari internet, juga rentan menjadi korban predator yang berkeliaran di internet atau bullying di dunia digital.
  2. Memengaruhi perkembangan otak anak.
  3. Membuat anak menjadi malas bergerak, sehingga sistem motoriknya lamban untuk berkembang.
  4. Memengaruhi perkembangan kesehatan mental dan sosialnya. Anak yang kecanduan internet dan gadget tidak bisa bersosialisasi dengan baik, sehingga dia tidak memiliki teman bermain.
  5. Membuat anak ketergantungan terhadap gadget, sehingga dia tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah.
  6. Anak menjadi lamban dalam berpikir.

Poin satu sampai enam, bukanlah hasil penelitian ilmiah dari penulis. Melainkan pendapat pribadi penulis. 

Ada juga beberapa diantaranya dilansir dari berbagai sumber. Baik media cetak, elektronik, maupun penelitian-penelitian terdahulu.

Meski diakui bahwa internet juga memiliki konten yang baik dan bagus untuk perkembangan anak. Namun, jika tidak selektif dan dibatasi, screentime yang berlebihan bisa berdampak buruk pada anak. 

Sebagai orang tua, harus berani tegas dalam menetapkan aturan terkait memberikan gadget pada anak. Meski anak mengeluh ini dan itu, anda harus tetap kuat menetapkan aturan itu.

Alm. Steve Jobs, menyatakan bahwa dia juga melarang anak – anaknya untuk menggunakan teknologi terbaru. 

Hal ini tentunya membuka mata kita, bahwa para pakar teknologi sendiri tidak membiarkan anak mereka terpapar oleh kecanggihan teknologi terlalu dini. 

Mereka membiarkan anaknya tumbuh dengan normal, dan bersahabat dengan lingkungan sekitarnya.

Mari jadikan pelajaran untuk lebih tegas dalam peraturan penggunaan gadget pada anak kita di rumah.

'Bicara' pantas atau tidak pantas batasnya tidak bisa diukur karena relatif sifatnya. Namun pesannya adalah bijaklah dalam menggunakan gadget.

Kesimpulannya:

  1. Pemberian gadjet pada anak bukan solusi terbaik untuk  menyelesaikan masalah si kecil.
  2. Pencipta teknologi modern, Bill Gates mengatakan sebelum usia 14 tahun anak tidak diperkenankan untuk menggunakan teknologi terkini, karena bahaya yang mengancam.
  3. Bijaklah menggunakan teknologi karena kehadiran teknologi untuk memudahkan kerja manusia, bukan membuat manusia menjadi candu karena kehadiran teknologi.

Jangan lupa baca: Blogger dan Youtuber Mana yang Lebih Baik?

Ditulis oleh Felly Zefanya siswi Kelas XII SMTK Bethel Jakarta 

Baca Juga
Martin Ruma
Montir di Bengkel Kata. Sharing personal tentang Parenting, Guru, Menulis, LDK dan Blogging.

Artikel Terkait

Posting Komentar