Jika Pengalaman adalah Guru Terbaik, Maka Menjadi Guru adalah Pengalaman Terbaik saya

Natal lewat zoom/dokumentasi pribadi

Sekolah Kasih Karunia Jakarta, tempat saya mengajar. 

Seperti biasa setiap tahun seluruh keluarga besar Sekolah Kasih Karunia Jakarta merayakan Natal bersama. Hal yang sama namun beda rasa perayaan Natal tahun ini (2020). 

Pendeta kotbah lewat zoom

Kamis, 17 Desember 2020, kami merayakan Natal lewat aplikasi zoom. Dampak dari pandemi covid 19. Semuanya bersuka cita. Guru, murid, karyawan sekolah bersuka cita bersama merayakan Natal, walau pun lewat online.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------   

Sejak seminggu OSIS sibuk, bidang kerohanian sibuk, saya pun ikut sibuk karena dipercaya untuk 'menemani' OSIS SMA. 

Kami mempersiapkan Natal lewat udara (online). Puji Tuhan, anak - anak OSIS mau bekerja sama sehingga acara Natal pun berjalan lancar.

Slide pujian/dokumentasi pribadi

Apa maknanya?

Setiap orang tentu berbeda jawabannya. Namun bagi saya (sebagai guru dan pribadi) Natal tahun ini mengajarkan tentang dua hal.

1. Pentingnya komunikasi dan koordinasi
2. Arti bersyukur 

Arti Natal bagi saya adalah komunikasi dan koordinasi

Barangkali dua hal di atas terlalu teoritis untuk diberi makna. 

Namun bagi saya segala kegiatan yang dilakukan secara online (rapat online atau koordinasi lewat wa dengan remaja) sering menimbulkan salah persepsi (pengalaman pribadi). 

Tetapi jangan pernah berhenti berkomunikasi, apalagi berhadapan dengan pelajar yang memiliki idealis tingkat tinggi.

Jadi Natal kali ini saya mau memaknai sebagai pentingnya komunikasi, baik secara vertikal dan horizontal karena tanpa komunikasi yang baik, tujuan tidak akan tercapai.

Sudahkah engkau berkomunikasi secara intensif dengan Tuhan hari ini?. 

Sebuah refleksi di hari Natal tahun 2020.

Baca juga: Membentuk grup kelas untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi

Arti Natal bagi saya adalah bersyukur.

Terdengar idealis namun di tengah dampak dari pandemi covid 19 banyak karyawan yang kena PHK, saya masih bisa menerima gaji yang utuh itu syukur yang tidak terhingga.

Masihkah engkau mengeluh hari ini?

"Ya' ialah bapak dapat gaji saya tidak". Anggap saja ada yang mengatakan demikian.

Maka saya bertanya pada diri, jika setiap helaian napas harus dibayar oleh rupiah. Maka berapa harga yang harus dibayar sampai saat ini?

Kita masih bisa menghirup udara bebas, bagaimana dengan saudara - saudari kita yang mengalami dampak dari pandemi ini.

Pernahkah engkau berpikir tentang itu?

Tidak perlu dijawab hanya kata selamat natal untukmu saudara dan saudariku.

Salam, damai di bumi seperti di surga.

--Martin Ruma Depores Karakabu--

Baca Juga