Jika Pengalaman adalah Guru Terbaik, Maka Menjadi Guru adalah Pengalaman Terbaik saya

Ibu - ibu Anjaker

Kegiatan senam sehat yang disponsori oleh asuransi Aliens di Ancol Jakarta Utara, Sabtu, 27/10 cukup meriah. Melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas anak jalan kereta (Anjaker) dan ibu-ibu Daerah Pinggiran Rel (DPR).

Komunitas Anjaker bukan hanya berisi anak-anak tetapi segala lapisan usia. Tua, muda, kakek, nenek, semuanya disebut anjaker. Saya tidak tahu pasti kapan istilah ini muncul, karena ini hanyalah istilah ibu-ibu gaul di Pelita III Tanjung Priok Jakarta Utara untuk menyebut orang-orang yang tinggal di daerah pinggiran rel kereta.

Semangat dan kehebohonan komunitas yang didominasi oleh ibu-ibu ini, sunggu luar biasa. Termasuk kegiatan senam hari ini. Saat seseorang menyebut ‘anjaker’ maka mulailah dengan kehebohan satu pada kehebohan yang lain. Mulai foto ala artis K. Pop sampai tinggah gokil lainnya diladeni oleh ibu-ibu ini. Sunggu ibu-ibu gaul yang sangat menikmati hidup.

Kadang mereka menyebut diri mereka DPR, artinya ibu-ibu daerah pinggiran rel. Sunggu ibu-ibu zaman now yang sangat kreatif.

Pukul 05.00 WIB mulai dengan terikan, ‘woi anjaker oleh K Henni’ maka saling sahutpun terjadi. Gaul bangat cara ibu-ibu ini menjawab, “siap 86”. Hahaa memang ibu-ibu zaman now. Bahkan ada yang bilang, “kalem” sebagai pengganti sabar atau jangan buru-buru.

Pengalaman hari ini bersama anak jalan kereta dan ibu-ibu DPR (Daerah Pinggiran Rel) memberi pesan kepadaku tentang dua hal.

1. Tua hanya soal usia tetapi semangat harus selalu muda. Memperbaharui diri agar selalu tersenyum karena bahagia kita yang ciptakan.
2. Abaikan kekakuan dan formalitas (jangan jaim), mari menikmati hidup dengan menjadi diri sendiri yang apa adanya, bukan ada apanya.

Terima kasih banyak anjaker dan ibu-ibu DPR inspirasi sekali perjalanan kita hari ini. 

Baca Juga