BZWI8C3qMxmdvudEkXnedhGzdjepF89oa9U6FDLb

Artikel Pilihan

Cerita Bahagia Saat Masih Bocah di Kampung Halaman Tercinta Detunglikong

Cerita Bahagia Saat Masih Bocah di Kampung Halaman Tercinta Detunglikong
Foto ketika dewasa, pulang kampung ke Detunglikong
Bahagia itu sederhana
Bahagianya seorang anak sulit untuk dijelaskan. Sama halnya dengan saya. Waktu SD kami disuruh oleh guru untuk mengambil pasir di belakang sekolah. Persiapan untuk menyambut perayaan 17 Agustus.

Kami bahagia sekali, saat itu saya SD kelas satu. 

Anak SD kelas satu diminta mengambil pasir itu biasa di kampung saya, kalau zaman sekarang pasti sekolahnya ditegur oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Namun di zaman saya SD, soal kerja semacam itu hal biasa tidak pakai bangat, mengambil kayu untuk guru, membawakan sayur atau hasil kebun untuk guru, itu sudah biasa dan menjadi rutinitas anak sekolah di Detunglikong zaman itu.

Cerita Bahagia Saat Masih Bocah di Kampung Halaman Tercinta Detunglikong
Bersama saudara - saudari se kampung di Tanah Rantau

Melewati kebun masyarakat, di samping kanan dan kiri berjibaku pepohonan rindang dan semak belukar yang dapat dipastikan kulit artis akan tegores abis. 

Kondisi seperti itu membuat kami bahagia, maklum anak kampung, alam adalah sahabat dan semak belukar adalah tempat kami bermain. 

Melewati rute yang menanjak dengan jalan setapak yang tak selebar telapak kaki, di situlah kami melangkah dengan riang gembira. Mengambil pasir untuk menata sekolah kami.

Pasir Cerita Masa Kecil di Detunglikong Maumere Flores
Kampung Detunglikong/Foto Merlyn Karakabu
Bila ditanya bahagianya kenapa, jawabannya tidak ada alasan untuk menjelaskan arti bahagia itu, apalagi ditanya kepada anak SD kelas satu. Namun di sini dan saat ini saya harus melihat kembali masa itu dan bertanya dalam hati, "mengapa saya bahagia?". 

Jawabannya karena pikirannya bahagia. Jawabannya mungkin terdengar sangat klise, namun bagi saya kebahagian sesuanggunya bukan tentang barang mewah atau banyak duit, tetapi bagaimana seseorang mengelola pikirannya dan menciptakan kebahagian sesuai keinginannya sendiri. 

Misalnya sobat akan sangat bahagia bila hidup bebas dari rutinitas, maka lakukan dan nikmati setiap prosesnya dengan hati yang terus bersuka cita, tanpa beban seperti seorang anak kecil. 

Baca Juga
Martin Ruma
Montir di Bengkel Kata. Sharing personal tentang Parenting, Guru, Menulis, LDK dan Blogging.

Artikel Terkait

Posting Komentar