Penamaan Pandunesia sejujurnya dilatarbelakangi oleh peran owner Pandunesia, Martin Ruma sebagai pembina pramuka. Sebagai guru sudah menjadi tanggung jawab moral untuk menyiapkan generasi penerus bangsa. Itu tugasnya guru, menjadikan orang lain sebagai presiden, menteri, politisi dan profesi apapun. Merekalah yang akan menggantikan presiden Jokowido dan generasi saat ini. Pertanyaan kritisnya sdalah "bagaimana mereka bisa gantikan generasi saat ini bila, generasi penerusnya terkukung dalam lingkungan pergaulan yang tidak sehat. Narkoba, tawuran dan beragam pengaruh lingkungan yang lainnya. Cikal bakal pemikiran itulah menghadirkan pandunesia menjadi nama yang dipakai.
Secara etimologis panduensia berasal dari dua suku kata. Pandu dan Nesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI (makna pertama), Pandu berarti petunjuk jalan. Harapannya tindakan sederhana saya ini bisa menjadi petujuk jalan bagi generasi penerus bangsa (Nesia). Bentuk pendek dari Indonesia saya singkat Nesia. Jadi secara harafiah pandunesia bisa diartikan sebagai petunjuk jalan bagi Indonesia maju. Kepedean atau optimisime yang berlebihan?, terserah terjemahan anda, tetapi niantya ya itu. Menjadikan Indonesia negara maju.
Ini saya lakukan selain tanggung jawab moral sebagai pendidik dan pelayan umat, hal lainnya adalah melaksanakan himbauan dari presiden Jokowidodo; bahwa untuk menjadi negara maju "kita harus kerja sama". Lebih lanjut beliau mengatakan "kerja sama bukan berarti kerja bersama tetapi setiap orang harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing - masing sesuai dengan keahliannya". Saya guru berarti ini tugas saya.
Harapannya hal kecil yang dilakukan bisa mewujudkan cita-cita pak presiden untuk menjadikan Indonesia negara maju.
Kegiatan belajar dan mengajar di rumah pelajar pandunesia tidak banyak teori, karena saya menyadari anak - anak sudah pusing mendapatkan teori dari guru - gurunya di sekolah formal. Rumah belajar pandunesia mencoba menerapkan konsep belajar sambil bermain. Pendekatan problem solving. Tujuan yang ingin dicapai adalah anak cerdas secara IQ, tetapi juga memiliki mental yang tangguh untuk menjadi leader dalam kelompok kecil.
Baca juga: Belajar Sambil Bermain, Bermain untuk Belajar
Harapannya ilmu - ilmu sederhan tersebut bisa diaktulisasikan di lingkungan belajar, di mana anak - anak itu berada (gereja, sekolah formal) atau di dalam keluarga.
